Kamis, 14 Juli 2011

TEKNIK PENGATURAN SUHU

Suhu yang tepat adalah merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan daya tetas setinggi mungkin. Pengaturan suhu pada mesin tetas berlangsung secara otomatis menggunakan alat yang disebut thermostat. Pada umumnya mesin tetas menggunakan thermostat elektro-mekanikal dengan sensor pemanas (kapsul) tipe wafer. Sensor ini berupa dua keping pelat berongga berbahan kuningan dan diisi dengan eter, yang akan mengembang jika panas bertambah dan mengerut jika panas berkurang, dan menghasilkan gerakan yang mengaktifkan saklar mikro (microswitch). Kemudian microswitch inilah yang akan mematikan dan menghidupkan pemanas (lampu atau nikelin). Dengan demikian panas dalam mesin tetas akan naik dan turun dalam kisaran tertentu, namun tidak boleh melebihi 1° C. Misalnya jika suhu terendah (saat pemanas mati) adalah 38°C maka suhu tertinggi (saat pemanas hidup) maksimum 39°C.

Pengaturan suhu mesin tetas sebenarnya cukup mudah, namun pada prakteknya seringkali terkesan sulit karena umumnya orang tidak tahu (atau tidak mau tahu?) cara kerjanya. Karena itu, untuk pengguna baru sangat disarankan untuk memahami cara kerjanya dan melakukan percobaan-percobaan terlebih dahulu.

Pengaturan suhu juga sangat bergantung pada ketepatan kita membaca termometer. Untuk itu letakkan termometer di tengah2 telur untuk pembacaan paling akurat. Prinsip utama pembacaan suhu adalah memonitor suhu pada termometer pada saat lampu pemanas mati atau hidup. Inilah keuntungan mesin tetas yang menggunakan pemanas lampu pijar seperti pada kami karena sangat mudah mengetahui batas suhu terendah dan suhu tertinggi. Seperti diketahui suhu akan turun jika pemanas mati dan akan naik jika pemanas hidup. Namun demikian, pembacaan suhu hanya dapat dilakukan saat lampu pemanas hidup karena pandangan ke dalam mesin tetas akan lebih terang.

Sebelumnya, masukkan bak yang telah diisi air dan hidupkan mesin tetas dan biarkan selama 1-2 jam. Kemudian, untuk membaca suhu tertinggi, pandanglah skala pada termometer terus menerus hingga lampu padam, sesaat setelah lampu padam itulah yang menunjukkan suhu tertinggi. Sedangkan untuk membaca suhu terendah, tunggu hingga lampu hidup lagi. Sesaat setelah lampu hidup, baca skala pada termometer, maka itulah suhu terendah.

Jika suhu terendah menunjukkan angka lebih kurang 38°C dan suhu tertinggi adalah 38,5 – 39°C, maka pengaturan suhu telah tepat. Namun jika suhu terendah kurang dari 38°C dan suhu tertinggi lebih dari 39°C, maka lakukan pengaturan kembali dengan memutar baut pengatur 1/4 – 1/2 putaran. Namun demikian, mengingat pembacaan suhu yang tidak mungkin akurat 100%, maka penyimpangan +/- 0,5°C masih dapat ditoleransi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

New comments